Manusia yang paling berjasa terhadap seseorang

Diposting oleh Blog Anak Muda on Jumat, 17 Maret 2000

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua
orang ibu-bapak.” (QS. An-Nisa`: 36)....


Manusia yang paling berjasa terhadap seseorang adalah kedua orang
tua. Melalui keduanya Allah mentakdirkan keberadaannya. Ibunya yang
telah mengandungnya selama sembilan bulan dengan penuh susah payah.
Ibunya yang telah menyusuinya selama masa yang telah dikehendaki oleh
Allah. Ibunya yang mengasuhnya, merawatnya dan menyayanginya semasa
kecilnya. Demikian juga ayahnya yang membanting tulang untuk memenuhi
segenap kebutuhannya, dan mendidiknya hingga dewasa. Ayahnya yang
memlindunginya dari berbagai mara bahaya.



Berbagai jasa orang tua diberikan kepada anak sejak di dalam kandungan
hingga ia lahir, dan berkembang menjadi dewasa. Semua itu diberikan
oleh orang tua tanpa mengharapkan balasan apa-apa dari si anak. Bahkan
ketika dewasa pun orang tua tidak serta merta melepasnya, tetapi tetap
membantu menyelesaikan segala persoalan hidupnya.


Banyaknya jasa orang tua itulah maka Islam menempatkan sikap hormat
kepada orang tua sebagai kedudukan kedua setelah Allah. Banyak ayat dan
hadis yang menjelaskan bahwa hormat dan berbakti kepada orang tua
memiliki kedudukan yang tinggi.


Allah swt. berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”
dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:”Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
(QS. Al-Isra`: 23-24)


Diriwayatkan dari Abu Abdurrahman bin Masud ra. dia berkata “aku
bertanya kepada Nabi saw. perbuatan apakah yang paling dincintai Allah
Swt. beliau menjawab “Shalat tepat pada waktunya. Aku bertanya kemudian
apa? Beliau menjawab berbakti kepada kedua orang tua, aku berkata
kemudian apa? Beliau menjawab jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari)


Ayat-ayat dan hadis-hadis yang memerintahkan umat Islam untuk
berbuat baik kepada orang tua sangat banyak, terlalu panjang untuk
disebutkan satu per satu.


Perbuatan terbaik yang bisa dilakukan oleh seorang anak kepada orang
tua adalah mentaatinya dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan
syari’at Allah, mendengarkan nasihatnya, tidak mengatakan kata-kata
yang kasar dan beradab yang santun terhadap keduanya, menuruti
keinginan mereka, dan berkhidmah kepada mereka.


Sebagai bentuk pelaksanaan terhadap perintah Allah yang diungkapkan
dengan kata wa qadla di dalam ayat di atas, maka orang yang berbakti
kepada orang tua akan mendapatkan pahala yang besar. Sebaliknya,
durhakan kepada orang tua adalah perbuatan yang bernilai dosa besar.
Maka sangat rugi seseorang yang masih menjumpai kedua orang tuanya
tetapi tidak bisa mendapatkan pahala besar dengan berbuat baik kepada
keduanya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. dia berkata bahwa
Rasulallah saw. bersabda:


“Sungguh hina, dan sungguh hina, lalu sungguh hina orang yang
mendapatkan kedua orang tuanya ketika sudah tua, salah satu atau
keduanya, lalu orang itu tidak dapat masuk surga.” (HR. Muslim)


Untuk memberikan gambaran sikap hormat seorang anak kepada orang
tua, marilah kita menyaksikan tindakan kaum muslimin di masa awal. Kita
perlu melihat kehidupan di masa Islam masih tampil dalam situasi yang
real, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah saw.


Di dalam kehidupan kaum salaf ada sebuah kisah, Abu Ghassan
adl-Dlabbi keluar di bawah terik matahari yang cukup panas. Sementara
itu, ayahnya berjalan di belakangnya. Di tengah jalan ia bertemu dengan
Abu Hurairah, lalu ia bertanya, “Siapakah yang berjalan di belakangmu?”
Abu Ghassan menjawab, “Ayahku”. Maka Abu Hurairah berkata, “Kau telah
melakukan kesalahan dan menyalahi sunnah rasulullah saw. Kamu berjalan
di muka ayahmu itu adalah meruakan tindakan kurang ajar. Berjalanlah
seiring dengan ayahmu, atau bahkan di belakang ayahmu. Janganlah kau
menatap wajah ayahmu dengan pandangan yang tajam, tetapi tunduklah di
hadapannya. Jangan kau duduk sebelum dia duduk, dan jangan tidur
sebelum dia berangkat tidur.


Demikianlah, sebuah gambaran yang indah dalam tatanan kehidupan
berkeluarga telah diletakkan oleh Islam. Tetapi tatanan itu kini banyak
dirusak oleh arus modernisasi dan liberalisasi. Sehingga kini kita
saksikan banyak anak yang memaki-maki orang tua, pergi dari rumah, dan
bahkan tega membunuhnya hanya karena berselisih pendapat dengan orang
tua. Sebuah tindakan durhaka, yang diancam dosa yang sangat besar.


Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Rasulullah saw pernah ditanya
tentang dosa-dosa besar, maka beliau menjawab, “Syirik kepada Allah,
membunuh jiwa tanpa haq, dan durhaka kepada orang tua”.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar