Alkohol Lebih Mematikan Ketimbang Heroin, Kokain

Diposting oleh Blog Anak Muda on Selasa, 02 November 2010




London - Waspadalah. Alkohol ternyata lebih berbahaya daripada obat-obatan ilegal seperti heroin dan kokain.


Dalam studi terbaru, ahli Inggris mengevaluasi zat termasuk alkohol, kokain, ekstasi, heroin, dan ganja. Peringkat zat-zat itu berdasarkan seberapa destruktif mereka kepada individu yang menggunakannnya, dan untuk masyarakat secara keseluruhan.

Peneliti menganalisis bagaimana adiktif obat itu dan bagaimana obat itu merugikan tubuh manusia, di samping kriteria lain seperti kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh obat, peranannya dalam keluarga yang terputus, dan biaya ekonomi yang muncul seperti perawatan kesehatan, pelayanan sosial, dan penjara.

Heroin, kokain, dan methamphetamine, atau chrystal meth, adalah yang paling mematikan bagi individu. Ketika mempertimbangkan dampak sosial yang lebih luas, alkohol, heroin dan kokain adalah mematikan. Secara keseluruhan, alkohol lebih tinggi peringkatnya dibandingkan semua bahan lainnya, diikuti dengan heroin dan kokain. Ganja dan ekstasi ternyata jauh lebih rendah.

Penelitian ini dibiayai oleh Britain's Centre for Crime and Justice Studies dan dipublikasikan secara online di jurnal kedokteran Lancet.

Para ahli mengatakan, skor alkohol begitu tinggi karena begitu banyak digunakan dan memiliki konsekuensi yang menghancurkan, tidak hanya untuk peminum tetapi untuk orang di sekitar mereka.

"Coba pikirkan tentang apa yang terjadi (dengan alkohol) di setiap pertandingan sepak bola," kata Wim van den Brink, seorang profesor psikiatri dan ketergantungan di University of Amsterdam. Dia tidak terkait dengan studi dan menulis sebuah komentar di Lancet.

Mabuk secara berlebihan menyebabkan alkohol merusak hampir semua sistem organ. Hal ini juga dihubungkan dengan tingkat kematian yang lebih tinggi dan terlibat dalam persentase yang lebih besar dari angka kejahatan dibandingkan obat lainnya, termasuk heroin.

Namun para ahli mengatakan akan tidak praktis dan tidak benar melarang penggunaan alkohol.

"Kita tidak bisa kembali ke hari-hari larangan," kata Leslie King, seorang penasihat Pusat Monitoring Eropa untuk Obat dan salah satu penulis studi tersebut. "Alkohol terlalu tertanam dalam budaya kita dan tidak akan pergi."

King mengatakan, negara harus memiliki target terhadap peminum alkohol bermasalah, bukan pada sebagian besar orang yang menikmati sedikit minuman beralkohol. Dia mengatakan, pemerintah harus mempertimbangkan program pendidikan lebih lanjut dan menaikkan harga alkohol sehingga tidak tersedia secara luas.

Para ahli mengatakan penelitian ini seharusnya mendorong negara-negara untuk mempertimbangkan kembali bagaimana mereka mengklasifikasikan obat-obatan. Sebagai contoh, tahun lalu di Inggris, pemerintah meningkatkan hukuman untuk kepemilikan ganja. Salah satu penasehat senior, David Nutt, penulis utama studi Lancet, dipecat setelah ia mengkritik keputusan Inggris.

"Pemerintah memutuskan sesuatu ilegal atau tidak selalu berdasarkan pada ilmu pengetahuan," kata van den Brink. Dia mengatakan pertimbangan tentang pendapatan dan perpajakan, seperti yang mengumpulkan dari industri alkohol dan tembakau, dapat mempengaruhi keputusan untuk mengatur atau melarang sesuatu bahan tertentu.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar